http://regional.kompasiana.com/2011/06/01/lomba-pidato-antar-presiden-ri/
Dalam lomba Pidato Presiden RI, ada 3 peserta
yaitu Presiden RI ke 3, BJ Habibie, Presiden RI ke 5, Megawati Soekarno
Putri, dan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Masing-masing setuju bahwa pada tanggal 1 Juni 1945 merupakan hari lahir
Pancasila, Megawati mengatakan bahwa Ir Soekarno sebagai penciptanya,
sedangkan SBY memberikan sanggahan bahwa Ir Soekarno bukan pencipta
Pancasila namun penggali Pancasila.
Pada lomba Pidato tersebut, masing-masing mengajak masyarakat RI untuk mendalami dan mereaktualisasikan Pancasila.
Presiden BJ Habibie, mengatakan bahwa sekalipun pemimpin RI silih berganti orang, namun dasar negara RI tetap Pancasila.
Presiden Megawati mengatakan bahwa tidak ada permusuhan antara Pancasila
dan Islam, dan dipertegas kembali dan disetujui oleh peserta Pidato ke
3, Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun ada sebuah celah bagi saya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar
negara, yakni saat Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) mengutip
ucapan Ir Soekarno, bahwa sulit menyatukan rakyat RI kecuali dengan
Pancasila, dan SBYpun mengakuinya.
Ini adalah peluang berharga, bahwa sebenarnya yang merasakan sulit
adalah Ir Soekarno dan SBY, dalam menyatukan rakyat RI dengan Pancasila.
Sehingga hal ini berarti:
1. Pancasila yang sudah diperjuangkan sebagai dasar Negara RI, dan
pemersatu rakyat RI sejak 1945 sampai sekarang, tidak berhasil. Ini
menyatakan bahwa teori Ir Soekarno bahwa yang bisa menyatukan rakyat RI
adalah Pancasila sebuah teori yang salah.
2. Pancasila yang sudah tidak berhasil menyatukan rakyat RI, dan sampai
sekarang SBY juga akan menggunakannya ternyata tidak terbukti, dan hal
ini membuka kesempatan rakyat RI untuk menggunakan dasar negara yang
lain.
3. Rakyat RI sudah menjalankan dan memeluk agama, sehingga hadirnya
Pancasila justru merubah tatanan agama masyarakat. Sehingga untuk
mengembalikan kejayaan RI sebelum jaman penjajahan, yaitu Majapahit,
ataupun Demak adalah dengan menggunakan dasar negara agama. Karena
mayoritas masyarakat Islam, maka menggunakan dasar Negara Agama Islam.
4. Apabila hal itu masih tidak mungkin maka menggunakan dasar negara Piagam Jakarta.
Memang Negara ini bukan milik Presiden RI saja, tapi aku juga warga
negara RI. Dan aku punya keinginan yang berbeda dengan Presiden RI SBY,
akan dasar negara.
Tidak ada rotan akarpun jadi, generasi RI ditentukan oleh isinya, bukan
saja oleh pemimpinnya. SBY tidak selamanya memimpin saya dan RI.
Selamatkan RI dari hegemoni PANCA SILA