Kebutuhan “Dasar” Manusia
Manusia adalah makhluk, diciptakan
oleh Sang Maha Pencipta dari unsur tanah dengan kuasaNya. Manusia memiliki
bentuk fisik yang bagus, sempurna, dan berbeda dengan makhluk yang lain, dan
berbeda dengan wujud Sang Pencipta.
Wujud fisik manusia berdiri dengan
tegak/tegap, bermata dua, berhidung satu, berdaun telinga dua, dalam satu
bagian yang disebut kepala. Di bagian bawah kepada, manusia memiliki badan,
yang terdiri dari dada, perut, dan kedua tangan, dan pada bagian bawah badan
manusia memiliki dua kaki untuk berjalan.
Manusia hidup bukan karena
memiliki wujud fisik, namun manusia dihidupkan oleh Allah, Sang Maha Pencipta,
dengan ditambahkan ruh kedalam wujud manusia. Dengan sempurnanya penciptaan
manusia dan ruhnya kemudian manusia diberi kelebihan oleh Allah swt dan diberi
amanah untuk mengelola dan menjadi khalifah/pengganti/pemimpin Allah swt di
bumi sampai waktu yang Allah swt tentukan.
Sebelum manusia ada di Bumi Allah
swt tidak memiliki makhluk yang diberi tugas menggantikanNya memelihara bumi.
Tugas menjadi khalifah, bukan untuk satu orang manusia, tapi untuk umat
manusia, dimana manusia yang satu menjadi pemimpin/khalifah bagi manusia yang
lain.
Mengenal Manusia Dari Organ Dalam
Manusia sebagai makhluk
diciptakan dengan kesempurnaan, memiliki sistem pernafasan dengan paru-paru
sebagai pusatnya, sistem penglihatan, sistem pendengaran, sistem pencernaan
dengan lambung dan usus sebagai pusatnya, sistem pembuangan/ekskresi dll.
Sistem pernafasan memiliki kaitan
penting dengan hidup dan mati manusia. Manusia hidup karena ruhnya masih di
dalam tubuh, dan manusia mati karena ruhnya sudah keluar dari tubuh.
Ternyata manusia memiliki
kepandaian untuk mengenali ruhnya, dan manusia dibimbing Sang Pencipta
mengenali dirinya. Manusia bisa dengan kemauan dirinya sendiri mengeluarkan
ruhnya, atau disebut bunuh diri, namun ruh manusia bisa juga keluar tanpa
kehendak manusia.
Dalam hubungan antara keluarnya
ruh dan sistem pernafasan manusia, diketahui bahwa manusia akan mati di saat
kekurangan Oksigen. Oksigen adalah senyawa (O2)/unsur (O) yang ada
di udara, sebagai bahan baku manusia bernafas, dari hidung/mulut, menuju
keparu-paru, dan diteruskan melalui darah mengalir keseluruh tubuh manusia
sebagai otot/daging.
Dengan otot/daging yang
beroksigen manusia mampu bergerak, dan beraktivitas, serta menjalankan tugasnya
sebagai pemimpin/khalifah Allah swt di Bumi.
Manusia bisa mati karena
kekurangan darah, dan ternyata darah yang hilang dari manusia juga bisa karena
manusia sengaja dan bisa pula tanpa kesengajaan manusia.
Kematian Joni Malele
Joni Malele adalah seorang
manusia, meskipun memiliki sistem penglihatan yang buta, namun Joni Malele
adalah manusia. Joni Malele memiliki kesamaan dengan manusia yang lain punya
ruh, punya sistem pernafasan, sistem peredaran darah, dll. Sebagai seorang
manusia Joni Malele sudah berusaha dan menjalankan hidupnya sebagai
pemimpin/khalifah di Bumi, yaitu pemimpin bagi dirinya sendiri dan pemimpin
bagi keluarganya.
Namun berkenaan dengan keberadaan
ruhnya Joni Malele termasuk manusia yang tidak dengan sengaja menghilangkan
ruhnya sendiri. Joni Malele mati bukan karena dia membunuh dirinya sendiri.
Pada hari meninggalnya Joni Malele,
hampir sebagian manusia mengetahui, bahwa dia datang ke Istana Negara, dalam
keadaan fisik yang sehat meskipun buta, dan bergabung dengan manusia lainnya
yang juga menghadiri Open House yang di selenggarakan Negara RI atas nama
Silaturahim Halal Bi Halal bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan
Keluarga.
Pada saat di depan Istana Negara,
ribuan manusia memadati dan berpadat-padatan menunggu, dan berdesak-desakan
untuk mendapatkan tempat yang nyaman dan aman. Sebagai seorang tamu Negara,
adalah wajar mereka berpikiran akan mendapatkan tempat yang aman, nyaman, dan
mendapat sambutan/penghormatan dari tuan rumah sebagai seorang tamu. Waktu
terus berjalan, dan mereka terus menunggu, dan bersabar akan mendapatkan tempat
yang aman dan nyaman, dan mungkin mereka lupa bahwa sebagai seorang manusia
memiliki kelemahan.
Kelemahan manusia adalah manusia
tidak selamanya kuat, bertenaga yang sama secara terus menerus, namun sebagai
manusia seiring digunakannya tenaganya maka manusia akan melemah, dan saat
melemah itu manusia membutuhkan lebih banyak kebutuhan dasarnya seperti air,
udara, dan makanan, bahkan juga istirahat, untuk memulihkan tenaganya.
Dan ternyata manusia yang sudah
lupa akan kondisi fisiknya yang kian melemah ini, tidak dipahami pula oleh Panitia
Halal Bi Halal SBY dan Keluarganya di Istana Negara. Waktu terus berjalan tanpa
ada usaha dari tuan rumah memberikan tampat yang aman dan nyaman, dan
tercukupinya kebutuhan dasar tamunya sebagai manusia.
Hingga kemudian Joni Malele
terkulai lemas, dan pingsan, dan sempat dilarikan ke RS, namun dalam perjalanan
akhirnya ruhnya keluar dari tubuhnya, atas kehendak Allah swt, karena fisik
yang sudah lemah dan tidak mampu lagi untuk membawa ruhnya bersamanya. Seperti
sebuah sekring listrik di rumah, di saat ada tegangan di rumah yang melebihi
kapasitas daya di rumahnya maka sekring itu akan putus dan listrik di rumah itu
menjadi padam. Dan bagaimana menghidupkannya, itu adalah urusan yang punya
rumah.
Demikian semoga ada Hikmahnya.
Muthofar Hadi
Pendiri Web Partai Republik islam
Indonesia