Tuesday 14 September 2010

Teori “Titik Ketemu Titik” dari Film Sang Pencerah KH Ahmad Dahlan


Hari demi hari, Kyai Ahmad Dahlan mempelajari arah kiblat masjid yang ada di Indonesia. Dia mendapatkan arah kiblat masing-masing masjid berbeda, sedangkan menurutnya arah kiblat orang sholat di Kauman adalah serong 150 dari arah barat ke utara (berada pada arah barat laut).
Di Film tersebut dia membuat sebuah garis dari dua titik antara Makkah dan Kauman, dan di dapat kan sudut yang terbuat adalah 150 arah barat laut.
Dan gambaran itu kurang lebih adalah seperti ilustrasi di bawah. Di mana titik di Makkah yang tidak berubah, dihubungkan dengan titik-titik di Indonesia sesuai letak masjid masing-masing, dan kurang lebih di dapat arah sholat ke arah Ka’bah dari Indonesia (Kauman) adalah serong 150 ke utara dari arah barat, yang sebelumnya Sholat orang Indonesia mengarah ke Barat, termasuk di Masjid Agung Yogyakarta yang terletak di Kauman.
Hal tersebut berdasarkan peta, namun jika dilihat dari peredaran matahari, bahwa Indonesia di daerah Kalimantan di Lalui oleh garis Katulistiwa, dan Makkah juga dilalui garis katulistiwa, sehingga untuk daerah Kalimantan tidak seperti di daerah Jawa.
Karena Makkah dan Kalimantan di lalui garis Katulistiwa, maka arah orang sholat/kiblat tepat ke arah Barat. Ini pendapat saya pribadi.
Dan garis merah dalam gambar itu menurut saya, saya sebut teori garis, karena masjidil Haram berbentuk persegi 4 dan sholat mereka tidak melingkar seperti yang di sekitar Kabbah, maka dari setiap dinding Kabbah dijadikan arah Kiblat untuk Sholat.
Maksud saya adalah dinding yang mengarah ke Utara, maka manusia yang ada di Utara dinding itu sholatnya menghadap ke Selatan, dinding sebelah Selatan, manusia di Selatan dinding itu menghadap Utara, dinding menghadap Barat, manusia di Barat dinding itu sholatnya menghadap Timur, dan manusia yang berhadapan dengan dinding Kabbah yang menghadap Timur maka kiblat sholatnya menghadap Barat.
Jadi yang Sholat di dalam masjid Al Haram Makkah di saat di tarik garis lurus shofnya akan berbentuk garis yang berhadapan dan sejajar dengan dinding Kabbah (seperti terlihat pada garis merah tebal dan tipis).
Dan apabila jamaah sholat yang menghadap 150 di Indonesia (Jawa) ditarik garis lurus (lurusnya shof) dan di dekatkan ke Kabbah, maka akan berbeda dengan jamaah Sholat yang ada di Masjidil Haram yang menghadap dinding-dinding Kabbah (seperti terlihat garis miring hitam di gambar).
Saya minta kearifan para pembaca, ini adalah dari pemikiran saya pribadi, jadi ada perbedaan dalam hal ini saya minta sarannya. Di saat saya tidak tahu akan mengarah kemana saya sholat maka arah matahari terbenam, ke sana saya menghadap (ke arah barat: matahari terbit dari timur, dan tenggelam di barat)
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk saya.

ORIFLAME UNIVERSITY

Blog Archive

ALAMAT IP KAMU

streetdirectory.co.id

Muthofar Hadi Sponsor Umroh/Haji

PT Armina Reka Perdana adalah salah satu agen perjalanan Haji/Umrah di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1990. Ikuti jamaahnya dan dapatkan kuotanya, Bergabung Klik di sini.