Monday 12 October 2015

Berhentilah Menjadi Oknum Manusia (Copy Paste)

Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk beribadah kepada-Nya saja tanpa mensekutukan-Nya apalagi melanggar perintah-Nya dan menjalankan larangan-Nya. Maka karena perbuatan manusia yang sudah diluar tugas pokoknya itu manusia tersebut sudah tidak layak disebut sebagai manusia, namun dia menjadi oknum manusia. Oknum adalah istilah untuk yang menyimpang dari komunitasnya, yang melanggar aturan untuk komunitasnya dan merugikan komunitasnya sehingga tidak layak lagi menjadi bagian dari komunitasnya.

Seorang oknum akan bisa kembali kepada komunitasnya apabila kesalahan-kesalahannya sebagai oknum sudah dimaafkan baik oleh Tuhan maupun oleh sesamanya. Dalam hal ini maka seorang oknum manusia akan bisa diterima kembali sebagai bagian dari manusia apabila perbuatannya sebagai oknum sudah dia sesali, dan dia si oknum juga harus sudah bertaubat atas kesalahannya itu kepada Tuhan sehingga bisa kembali disebut sebagai bagian dari manusia. Contoh sudah diberikan oleh Tuhan sejak awal pertama manusia Tuhan ciptakan, dan bagaimana proses dia kembali sebagai manusia.

Di dalam contoh yang Tuhan berikan itu bahwa di saat manusia melakukan penyimpangan dari tupok (tugas pokoknya) dia secara fisik tidak berubah menjadi makhluk lain. Dia secara fisik masih tampak sebagai sosok manusia, namun hanya perbuatannya yang menyimpang dari tugas pokoknya itulah yang menjadikan dia disebut keluar dari sifat dasar kemanusiaan dan menjadi oknum manusia. Sehingga sesama manusia tidak boleh saling mencurigai tanpa bukti yang jelas apalagi menuduh kepada manusia yang lain sebagai oknum manusia.

Namun sebagai sesama manusia harus saling kenal mengenal dan tolong menolong dalam beribadah kepada Tuhan, karena meskipun manusia itu satu jenis namun berbeda-beda suku, bangsa, dan bahasanya.
Adam as yang Allah SWT ciptakan tanpa perantara ayah dan ibu, murni hasil kreasi dari Tuhan yang Maha Kuasa menciptakan makhluk sesuai dengan kehendak-Nya hanya dengan mengucapkan "KUN, FAYAKUN" yang artinya "Jadi, maka Jadilah".

Setelah Adam as diciptakan secara fisik sebagai manusia, dan diberi tambahan ruh maka sempurnalah dia sebagai manusia yang hidup sebagai manusia yang akan diberi tugas oleh Tuhan untuk beribadah kepada-Nya dan sebagai kholifah-Nya (wakil-Nya). Dan diciptakan sebagai pasangannya adalah Hawa. Kenapa dinamakan Hawa? Karena ia merupakan ibu para manusia kecuali Adam. Karena Hawa berasal dari akar kata ‘Hayun’ yang artinya hidup. Dan Adam dinamakan Adam, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis dari Imam Shadiq bahwa Adam berasal dari akar kata: ‘Adim’ yang artinya bagian permukaan tanah. Karena Adam memang diciptakan dari sari pati tanah sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Suci.

"sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
(At-Tiin: 4)
 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ

“Dan sungguh kami telah memuliakan anak Adam.” (QS. Al Isra [17]: 70)

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ – [البقرة/30

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS Al Baqoroh: 30)

Tugas pokok sebagai manusia adalah sudah jelas beribadah hanya kepada ALLAH SWT, Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, Tuhan yang Satu dan Kekal.

Kesalahan manusia melanggar tugas pokoknya menjalankan ibadah kepada Tuhan atau bertaqwa kepada Tuhan yaitu mentaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya akan mendatangkan hukuman dari Tuhan. Sebagaimana Adam as dan Hawa yang telah melanggar perintah Allah SWT agar taat kepada-Nya namun justru menjalankan yang sudah dilarang oleh Allah SWT. Sehingga Adam as dan Hawa diberi hukuman keluar dari surga, dan menjalani hidup di Bumi hingga waktu yang sudah ditentukan.

“(dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.(QS al A'rof 19)

Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarang kalian dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. (QS al A'rof 20)

Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua. (QS al A'rof 21)

Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS al A'rof 22)

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS al-A’raf 23)

Kesalahan manusia karena tidak taat kepada Tuhan meskipun bukan atas kemauannya sendiri namun atas bujuk rayu syetan yang sudah di usir dan dikeluarkan oleh Tuhan dari surga karena kesombongannya menolak perintah Tuhan. Maka akibatnya Adam as dan Hawa merasakan akibatnya meskipun tidak separah syetan yang sudah tidak diampuni oleh Tuhan, hanya diberi tenggang waktu sebelum dihukum dengan dimasukkan ke neraka jahanam untuk selamanya.

Hukuman kepada Adam as dan Hawa lebih ringan karena mereka berdua merasa bersalah dan bertaubat kepada Tuhan atas dosa dan kesalahannya. Meskipun Tuhan memaafkan mereka namun hukuman tetap Allah SWT berikan dengan mengeluarkan mereka dari surga dan memasukkan mereka ke dalam kehidupan di Bumi. Dan bagi mereka, Adam dan Hawa beserta seluruh keturunannya apabila kembali mengikuti ajakan syetan maka akan mendapatkan hukuman dari Tuhan atau bahkan akan hidup kekal bersama syetan nantinya di neraka jahanam.

Thoha ayat 117-121 yang berbunyi:
“Maka Kami berkata: “Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?“. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya Maka dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.

Dalam Perjanjian Lama juga disebutkan sebagai berikut:

“Telah berkata ular kepada wanita (Hawa): “Kenapa telah memerintahkan Tuhan kalian untuk tidak memakan semua (buah) pepohonan surga? Lantas wanita (Hawa) tersebut menjawab pertanyaan ular; “Kami memakan buah-buahan pepohonan yang ada di surga. Namun dari buah pohon yang ada di tengah surga, Tuhan telah melarang kami untuk memakannya, dan kami tidak boleh mendekatiya karena kami akan mati. 

Ular berkata; “Kalian berdua tidak akan mati. Karena sesungguhnya Tuhan mengetahui bahwasanya setiap saat kalian memakan dari buah pohon itu, maka mata kalian akan terbuka dan kalian akan menjadi seperti Tuhan, akan mengetahui kebaikan dan kejahatan. Wanita (Hawa) melihat buah pohon tersebut baik untuk dimakan dan enak dipandang. Maka ia mengambil dari buah pohon tersebut dan memakannya, ia memberikan buah pohon tersebut kepada suaminya (Adam), dan iapun (Adam) memakannya. Maka terbukalah mata mereka, dan ketika mereka mengetahui dalam keadaan telanjang maka mereka menyambungkan dedaunan dari pohon tin dan mereka membuat sarung untuk mereka berdua. 

Di saat itu terdengarlah suara Tuhan yang sedang berjalan di surga ketika mendekati sepoi-sepoi angin setelah zuhur. Maka bersembunyilah Adam dan Hawa dari wajah Tuhan di antara pepohonan surga. Lantas Tuhan memanggil Adam seraya berkata: “Dimana engkau? Adam menjawab: “Aku mendengar suara-Mu di surga, maka aku takut karena aku dalam keadaan telanjang , karena aku malu (telanjang) maka aku sembunyi. 

Tuhan berkata kepadanya (Adam): “Siapa yang telah memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau telah memakan buah yang telah Aku larang untuk tidak memakan darinya? Adam menjawab: “Tuhanku, wanita (Hawa) ini yang telah Engkau jadikan teman untukku yang telah memberikan buah dari pohon itu kepadaku lalu aku memakannya.
Kemudian Tuhan berkata kepada wanita (Hawa): “Kenapa engkau melakukan hal ini?. Wanita (Hawa) menjawab: “Ular itu yang telah menipuku, lalu aku memakannya.” Kemudian Tuhan berkata kepada Ular: “Karena engkau telah melakukan hal ini, maka akan terlaknatlah (terusir) engkau dari seluruh binatang dan semua binatang melata. Engkau akan berjalan pada dadamu dan engkau akan makan tanah selama hidupmu…

kemudian Tuhanpun berkata kepada wanita (Hawa): “Akan kuperbanyak rasa sakitmu, dan kehamilanmu, engkau akan melahirkan anak dengan rasa sakit dan engkau akan berada di bawah kekuasaan laki-laki (di bawah perintah laki-laki), serta ia akan menguasaimu. Dan berkata Tuhan kepada Adam: “Karena engkau telah menuruti ucapan istrimu, dan engkau telah memakan buah dari pohon yang telah aku larang untuk memakan darinya, maka setelah itu bumi terlaknat dalam pekerjaanmu, dengan susah payah engkau akan makan darinya pada seluruh hari-hari kehidupanmu…lantas Tuhan mengeluarkan Adam dari surga… ” .

Kisah Adam as dan Hawa adalah benar adanya dan mereka berkomunikasi langsung dengan ALLAH SWT, bukan makhluk primitif yang menghuni Bumi. Mereka adalah makhluk cerdas yang pertama menghuni Bumi guna menjalankan hukuman dari ALLLAH SWT. Barang siapa yang taat kepada ALLAH SWT maka akan kembali kepada kehidupan yang kekal dan abadi di Surga milik ALLAH SWT. Namun barang siapa yang durhaka kepada ALLAH SWT maka akan kembali dan hidup bersama syetan di neraka jahanam.

Al-A`raaf [7] ayat 179:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Itu adalah gambaran umumnya yang menjadi pilihan hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan. Dan dalam perkembangan waktu seiring bertambahnya jumlah manusia, maka bentuk ketaatan kepada Allah SWT bukan semata dalam hal yang berhubungan dengan Allah swt saja. Namun Allah swt juga memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada sesama manusia, dan juga berbuat baik kepada lingkungannya. Kesalahan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini tidak serta merta langsung mendatangkan hukuman dari Allah swt.

Bahkan Allah secara berangsur-angsur memberikan ajaran atau petunjuk kepada manusia bagaimana hidup dengan jalan yang lurus yakni dengan diturunkannya kitab suci. Ajaran agama inilah yang menjadi dasar dan pijakan bagi manusia untuk beribadah kepada Allah SWT baik dalam ibadah dalam hubungannya langsung kepada Tuhan maupun ibadah yang hubungannya dengan sesama manusia dan juga lingkungannya.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk."
(Al-Bayyinah 7)

"dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Asy-Syams 7-10)

Manusia boleh berkreasi, berpikir, dan berbuat sesukanya namun bagaimanapun juga saat ini tidak ada manusia yang hidup sendirian. Sehingga perlu ada hormat menghormati dan saling menghargai atas daya kreasi, daya pikir, dan kehendak dari masing-masing manusia. Asalkan jangan sampai merugikan dan mendurhakai Tuhan, manusia akan hidup layak dan damai.
Dan misalpun ada oknum manusia maka akan mudah menasehatinya agar kembali kepada jalan fitrohnya sebagai manusia yakni taat kepada Tuhan.

Semoga artikel ini memberikan manfaat, salam sejahtera.

sumber:
www.kompasiana.com


Mari daftar Umroh/Haji bersama ARMINAREKA PERDANA, bersama MUTHOFAR HADI, ID 1245610. Kontak saya di 310e4440 atau 088801347244/087739355022.

No comments:

Post a Comment

ORIFLAME UNIVERSITY

Blog Archive

ALAMAT IP KAMU

streetdirectory.co.id

Muthofar Hadi Sponsor Umroh/Haji

PT Armina Reka Perdana adalah salah satu agen perjalanan Haji/Umrah di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1990. Ikuti jamaahnya dan dapatkan kuotanya, Bergabung Klik di sini.